Sabtu, 18 Mei 2013

Berharganya Dua Buah Jeruk

0 komentar
   Teman-teman, aku punya jeruk lho,. ungkap salah seorang gadis kaya yang tinggal di samping rumah kos-kosan ku. Dia adalah Kiki anak seorang juragan bawang putih dan bawang merah yang juga bos ibu ku. Dia memiliki rumah yang bagus, rambutnya hitam, sepeda bagus dan semuanya yang aku tidak punya saat itu. Secara terang-terangan dia memakan jueruk itu tanpa memberi satupun dari kami yang ada di halaman rumah tempat aku dan teman-teman bermain. Ku hanya bisa melihat dan berkata dalam hati, "Andai bapak udah gajian, pasti aku di belikan juga sama ibu".
   Sari, Sari, suara ibuku terdengar dari kejauhan menyuruh aku untuk pulang dan tidur siang. Ya bu,. sahut ku. Aku kemudian pulang. Sambil mencuci kaki dan kemudian masuk ke kamar dan akupun langsung melihat tanggalan kecil di samping pintu kos-kosan. Wah besok tanggal satu. Bapak kan gajiam? Asyik, dalam hati kecilku. Bu, aku boleh minta sesuatu ndak? tanyaku. Ya, apa nak,(sahut ibu ku). Besok kan ayah gajian, aku pengen di beliin buah jeruk yang ada bungkusnya itu, kayak punyanya mbak Kiki kemarin bu?(ujar ku). Ya besok bapak beliin yang banyak buat kamu.(balas ibuku). 
   Setelah keesokan harinya, bapaku datang sambil membawa gajinya. Dan seperti biasa ibuku langsung membayarkan sebagian gaji bapak untuk membayar hutang bahan makanan pokok yang aku dan keluargaku makan sehari-hari. Kala itu, hujan sedang mengguyur tempat daerah aku dan keluarga ku tinggal. Ibuku janji untuk membelikan aku jeruk sore ini, aku pun kemudian melihat hujan disamping pintu dan berharap agar
hujan cepat reda. Ibuku kemudian menyuruh ku untuk ke dalam rumah, karena hujan semakin lebat. Namun aku tetap tidak mau masuk hingga akhirnya tubuh ku basah karena ketika itu ibu memaksaku masuk dan aku berlari. Setelah tertangkap oleh ibu,. aku pun merunduk. Dan ibu ku berkata padaku, " Kenapa kamu berlari, katanya mau beli jeruk? itu bapak sudah bersiap-siap? Aku serontak melihat senyuman ikhlas bapak yang duduk diatas sepeda tuanya. Aku pun berkata, nanti Sari beli buah jeruk 1 kg ya buk? supaya nanti bisa dibagi-bagi dan di buat besok pagi?.
Ibu ku hanya tersenyum.
    Dengan, berpayung plastik di belakang punggung bapak, aku melihat  ban-ban truk melintas di sampingku. Dan tidak lama lagi aku sampai di tempat penjual buah. Aku menunggu bapak di depan dekat sepeda. Dan tak tahu kenapa bapak melihat ku dengan penuh kehampaan. Setelah menunggu lama, ternyata bapak hanya membawa 2 buah jeruk manis dan segar. Seraya berkata, maaf nak bapak hanya bisa membelikan kamu 2 buah jeruk. karena ternyata jeruknya mahal. Kalau kita beli jeruk 1 kg, Sari besok jajan pakai uang apa?Mungkin suatu saat nanti kamu yang bisa membelikan 1 kg buah jeruk manis ini kepada bapak.(sambil tersenyum). Aku dan bapak kemudian pulang dengan sepeda ontel andalan bapak dan bermain hujan di sepanjang jalan. Sesampainya di rumah. Dua buah jeruk itu ku bagi dengan ayah dan ibu. Walau hanya dua buah jeruk, aku sudah bisa merasakan manisnya senyuman bapak dan ibuku ketika aku  senang memakan buah jeruk walau hanya satu buah. Dan senyuman mereka adalah yang paling manis dibandingkan dengan jeruk 1 kg.

0 komentar:

Posting Komentar