Waw2,.. judulnya kok
ekstrim ya? Tapi jangan salah lo, disini saya tidak berbicara tentang
cinta-cintaan sobat. Tapi berbicara tentang kesetiaan kepada sesuatu. Sesuatu
itu apa ya? Mari deh saya ceritakan pengalaman menarik saya yang memberikan
banyak pelajaran mengenai arti hidup, mengerti sesama dan arti sebuah
kesetiaan.
Waktu itu ceritanya aku
lagi galau sobat, memilih sahabat atau massa depan. Kala itu aku berprinsip ingin
menyadarkan sahabatku yang suka menggantungkan dirinya kepada ku. Akhirnya aku
memilih mencari partner yang dapat mengajak aku berdiskusi, dan sharing tentang
pengetahuan. Ketika itu aku sempat kasihan kepada sahabatku itu, kemanapun ia
ikut berkelompok dengan teman di kelas, selalu teman ku tidak betah. Entah
kenapa? sedangkan satu kelompok memang minimal hanya beranggotakan tiga orang.
Kalaupun diperbolehkan empat orang pastinya aku ajak ia gabung. Apalah dikata
aku tak bisa berbuat apa-apa. Tapi yang aku lakukan kala itu emang salah,
kadang ketika aku sudah berkumpul dengan teman baru aku selalu lupa dengan
teman ku dan ketika itu juga aku menghindar. Perlakuan teman ku yang kasar
selalu memindahkan tas nya dari kursiku ke kursi belakang. Aku hanya bisa diam.
Karena aku tidak memiliki wewenang untuk melarang, karena setiap kursi memang
dapat di duduki oleh siapapun. Aku hanya bisa berkata, kalau ada yang marah aku
tidak mau ikut campur dan jangan bawa nama saya.
Kala itu ada sebuah
perlombaan karya ilmiah, dan sahabat ku masuk di dalamnya. Walaupun judulnya
ditertawakan orang, mulai dari situlah aku mulai sadar bahwa air keruh itu
tidak selamanya terlihat kabur dan air jernih tak selamanya terlihat bening.
Sembari aku pulang dari kampus menuju kos-kosan idaman ku, guguran dedaunan
yang ada di sepanjang jalan aku lewati semakin menyudutkan aku kedalam lorong
yang gelap. Dari situ aku mulai memahami arti sebuah kesetiaan. Kesetiaan
kepada sebuah kebaikan. Allah SWT memberikan kemampuan lebih kepada kita
sebenarnyaa adalah hanya sebuah titipan. Titipan yang tidak digunakan untuk
bersifat sombong atau merendahkan orang lain melainkan untuk di bagikan kepada
saudara-saudara kita diseluruh dunia. Dan titipan itu, ternyata sudah membuat aku tersandung dan mengkhianati
sebuah kebaikan. Semenjak itu, aku mulai menyadari bahwa teman hebat bukanlah
mereka yang pandai terhadap sesuatu hal, tetapi mereka yang selalu setia dan
mengajarkan kita kepada kebaikan untuk menuju jalan yang benar. Yaitu jalan
yang diridhoi oleh Allah SWT.
Thank’s to Nazilatun
Nikmah, Yuni Istifadah dan Putri ika wahyu.. You are my best friend.
0 komentar:
Posting Komentar