Berbicara tentang masalah pendidikan memang tidak akan ada hentinya. Mulai dari perangakat pendidikan sampai pada masalah-masalah yang sering dihadapi dalam kazanah pendidikan. Mulai dari kemampuan daya serap siswa yang heterogen, tingkat kesukaran materi pelajaran yang diajarkan dan kecakapan pengajar dalam mengajar. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar diberlakukan berbagai macam cara agar siswa mampu menyerap dan mengikuti informasi dan pengetahuan agar mereka dapat menjadi penerus bangsa yang dpat memajukan negara ini. Namun, di dalam kelas terdapat kesulitan-kesulita yang dialami seorang guru dalam menyampaikan pengetahuan tersebut. Dikarenakan kemampuan setiap individu (siswa) yang heterogen, ketersediaan media yang kurang mendukung. Oleh karena itu, masalah ini harus segera dicari solusinya.
Pada dasarnya ada banyak model-model pembelajaran yang
ada didalam dunia pendidikan. Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh
tenaga pendidik dalam kegiatan belajar mengajar yaitu model pembelajaran cooperative learning (metode
pembelajaran kooperatif) dan direct instruction
(metode pembelajaran langsung).
Model-model pembelajaran dibagi kedalam empat kelompok
pengajaran yang para “anggota”-nya memiliki orientasi pada (sikap) manusia dan
bagaimana mereka belajar. Kelompok-kelompok tersebut yaitu kelompok model
pengajaran memproses informasi (the
information-processing family), kelompok model pengajaran sosial (the social family), kelompok model
pengajaran personal (the personal family)
dan kelompok model pengajaran sistem perilaku (the behavioral system family) (Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily
Calhoun, 2009:31).
Didalam model
pembelajaran kooperatif yang merupakan kelompok
pembelajaran sosial, siswa dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok yang
heterogen. Dalam arti siswa akan dikelompokkan dengan siswa yang memiliki
kemampuan yang berbeda satu sama lain untuk dilatih bekerja sama dan berbagi
ilmu serta pendapat. Pembelajaran kooperatif menekankan peran serta siswa dalam
proses kegiatan belajar, sehingga tidak ada metode ceramah yang dilakukan oleh
guru. Jikalau ada hanya sebatas memberikan arahan. Menurut Roger dan David
Johnson (Lie, Anita, 2002:31), “terdapat lima unsur model pembelajaran gotong
royong yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu: saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
antar anggota dan evaluasi proses kelompok”. Model pembelajaran kooperatif ini masih
dibagi lagi menjadi model pembelajaran Jigsaw, TGT, NHT, STAD, DI dan TAI yang
memiliki tujuan, aturan dan pengelolahan kelas yang berbeda. Tujuan dari model
ini yaitu membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan
dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks (Nur, 2008:17).
Berdasarkan model-model pembelajaran yang
ada, tidak ada model pembelajaran yang lebih baik atau buruk, karena setiap
model pembelajaran akan membuahkan hasil yang sempurna apabila sesuai dengan
kondisi siswa dan karakteristik pengetahuan yang hendak disampaikan. Karena
pada dasarnya setiap model memiliki sintax, tujuan dan pengelolaan kelas yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
*Nur, 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
PSMS Unesa.
*Lie, Anita. 2002. Cooperative
Learning. Jakarta : Grasindo.
*Joyce, Bruce., Weil, Marsha., & Calhoun, Emily. 2009.
Models of Teaching (Model-Model
Pengajaran). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar