Jumat, 14 Desember 2012

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

0 komentar


    Berbicara tentang masalah pendidikan memang tidak akan ada hentinya. Mulai dari perangakat pendidikan sampai pada masalah-masalah yang sering dihadapi dalam kazanah pendidikan. Mulai dari kemampuan daya serap siswa yang heterogen, tingkat kesukaran materi pelajaran yang diajarkan dan kecakapan pengajar dalam mengajar. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar diberlakukan berbagai macam cara agar siswa mampu menyerap dan mengikuti informasi dan pengetahuan agar mereka dapat menjadi penerus bangsa yang dpat memajukan negara ini. Namun, di dalam kelas terdapat kesulitan-kesulita yang dialami seorang guru dalam menyampaikan  pengetahuan tersebut. Dikarenakan kemampuan setiap individu (siswa) yang heterogen, ketersediaan media yang kurang mendukung. Oleh karena itu, masalah ini harus segera dicari solusinya.

Metode ceramah dan menulis dipapan tulis kiranya kurang memberikan dampak positif terhadap tingkat berfikir, daya ingat dan kreatifitas siswa. Hal ini disebabkaan, siswa cenderung pasif dan tidak diberi peran dalam proses belajar mengajar dikelas. Seiring dengan perubahan zaman dan dilakukan penelitian, maka solusi yang tepat yaitu dengan cara menggunakan sebuah metode-metode pembelajaran.
Pada dasarnya ada banyak model-model pembelajaran yang ada didalam dunia pendidikan. Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh tenaga pendidik dalam kegiatan belajar mengajar yaitu model pembelajaran cooperative learning (metode pembelajaran kooperatif) dan direct instruction (metode pembelajaran langsung).
Model-model pembelajaran dibagi kedalam empat kelompok pengajaran yang para “anggota”-nya memiliki orientasi pada (sikap) manusia dan bagaimana mereka belajar. Kelompok-kelompok tersebut yaitu kelompok model pengajaran memproses informasi (the information-processing family), kelompok model pengajaran sosial (the social family), kelompok model pengajaran personal (the personal family) dan kelompok model pengajaran sistem perilaku (the behavioral system family) (Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun, 2009:31).                    
      Didalam model pembelajaran kooperatif  yang merupakan kelompok pembelajaran sosial, siswa dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok yang heterogen. Dalam arti siswa akan dikelompokkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain untuk dilatih bekerja sama dan berbagi ilmu serta pendapat. Pembelajaran kooperatif menekankan peran serta siswa dalam proses kegiatan belajar, sehingga tidak ada metode ceramah yang dilakukan oleh guru. Jikalau ada hanya sebatas memberikan arahan. Menurut Roger dan David Johnson (Lie, Anita, 2002:31), “terdapat lima unsur model pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok”. Model pembelajaran kooperatif ini masih dibagi lagi menjadi model pembelajaran Jigsaw, TGT, NHT, STAD, DI dan TAI yang memiliki tujuan, aturan dan pengelolahan kelas yang berbeda. Tujuan dari model ini yaitu membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks  (Nur, 2008:17).


     Berdasarkan model-model pembelajaran yang ada, tidak ada model pembelajaran yang lebih baik atau buruk, karena setiap model pembelajaran akan membuahkan hasil yang sempurna apabila sesuai dengan kondisi siswa dan karakteristik pengetahuan yang hendak disampaikan. Karena pada dasarnya setiap model memiliki sintax, tujuan dan pengelolaan kelas yang berbeda.





DAFTAR PUSTAKA
*Nur, 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: PSMS Unesa.
*Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.
*Joyce, Bruce., Weil, Marsha., & Calhoun, Emily. 2009. Models of Teaching (Model-Model Pengajaran). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

0 komentar:

Posting Komentar